Sapa Petani Bawang di Probolinggo, Siti Atikoh Berbagi Tips Mencegah Polio
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siti Atikoh Supriyanti mengingatkan pentingnya mencegah polio pada anak saat bersilaturahmi dengan petani bawang di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024).
Berbicara di tepi sawah, istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo ini mengungkap bahwa penyakit polio anak bisa dicegah dengan melakukan hal yang sangat sederhana, yakni dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti rajin mencuci tangan.
"Kalau orang dewasa, sistem imunnya sudah bagus. Ketika ada hantaman penyakit, kita bisa meninju. Kalau anak kecil itu masih rentan. Jadi kita melindungi dengan penerapan hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun," ujar dia.
Setelah berbicara pentingnya mencegah polio, Siti Atikoh terekam terjun ke sawah dan menanami bibit bawang bersama para petani lokal. Ia juga sempat menyinggung perlunya kestabilan harga bahan pokok seperti bawang. Menurut dia, kestabilan harga membuat petani dan konsumen tidak dirugikan dari biaya bahan pokok.
"Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil," kata cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim itu.
Berbicara di tepi sawah, istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo ini mengungkap bahwa penyakit polio anak bisa dicegah dengan melakukan hal yang sangat sederhana, yakni dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti rajin mencuci tangan.
"Kalau orang dewasa, sistem imunnya sudah bagus. Ketika ada hantaman penyakit, kita bisa meninju. Kalau anak kecil itu masih rentan. Jadi kita melindungi dengan penerapan hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun," ujar dia.
Setelah berbicara pentingnya mencegah polio, Siti Atikoh terekam terjun ke sawah dan menanami bibit bawang bersama para petani lokal. Ia juga sempat menyinggung perlunya kestabilan harga bahan pokok seperti bawang. Menurut dia, kestabilan harga membuat petani dan konsumen tidak dirugikan dari biaya bahan pokok.
"Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil," kata cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim itu.
(tdy)